Selasa, 15 Februari 2011

ASI dan Tumbuh Kembang Anak

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular. Pertumbuhan bersifat kuantitatif, sehingga dapat diukur dengan menggunakan satuan panjang, satuan berat dan ukuran kepala. Sedangkan yang dimaksud dengan perkembangan adalah bertambahnya kemampan struktur yang lebih komples, bersifat kualitatif, pengukuran dilakukan dengan menggunakan skrining perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan sebenarnya merupakan proses yang berbeda namun salingberkaitan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

Proses tumbuh kembang anak merupakan hasil interaksi berbagai kondisi:
1. Faktor dalam (internal)
Antara lain perbedaan ras/ etnik, keluarga, umur, jenis kelamin,kelainan genetik, kelainan kromosom.
2. Faktor eksternal/ lingkungan

Antara lain gizi, endokrin, toksin, infeksi, psikologis, lingkungan pengasuhan, stimulasi, obat-obatan.


Kebutuhan dasar tumbuh kembang anak
Agar dapat berjalan optimal,anak mempunyai tiga kebutuhan dasar untuk dipenuhi yaitu :
1. Kebutuhan fisis-biomedis (asuh)
Meliputi kebutuhan akan nutrisi yang adekwat dan seimbang (merupakan kebutuhan asuh yang terpenting) perawatan kesehatan dasar, pakaian, perumahan,hygiene dan sanitasi lingkungan, olahraga dan rekreasi.
Yaitu kebutuhan terhadap emosi, antara lain : kasih sayang orangtua, rasa aman, harga diri, kebutuhan akan sukses, mandiri, dorongan, kebutuhan mendapatkan kesempatan dan rasa aman, rasa memiliki.

2. Kebutuhan kasih sayang/emosi (asih)
Yaitu kebutuhan terhagap emosi, antara lain : kasih sayang orangtua, rasa aman, harga diri, kebutuhan akan sukses, mandiri, dorongan, kebutuhan mendapatkan kesempatan dan rasa aman, rasa memiliki.

3. Kebutuhan stimulasi (asah)
Yang dimaksud stimlasi disini adalah perangsangan yang datang dari lingkungan luar anak antara lain latihan atau bermain, kontak mata, komunikasi verbal. Melalui bermain, anak bisa belajar mengendalikan dan mengkoordinasikan otot-ototnya melibatkan emosi dan pikiran. Sehingga anak mendapat pengalaman hidup.
Proses menyusui memenuhi tiga kebutuhan dasar yang diperlukan tersebut. Pemenuhan kebutuhan emosi (asih) dapat dipenuhi dengan cara melakukan kontak sedini mungki bayi dan ibu (inisiasi dini). Keadaan ini akan menimbulkan kontak fisik (kontak kulit), psikis (kontak mata), suara dan penciuman sedini mungkin yang turut memegang peran penting terhadap keberhasilan menyusui.

Dengan mendekap bayi pada saat menyusui, mengajaknya berbicara dengan penuh kasing sayang, seorang ibu sudah memenuhi kebutuhan bayi akan stimulasi (asah), dan secara tidak langsung juga berdampak pada pemenuhan kebutuhan psikologis ibu.

Sedangkan kebutuhan asuh terpenuhi melalui kandungan ASI. Nutrisi yang adekuat sangat diperlukan utuk pertumbuhan seseorang. Dan ASI adalah cairan biologis kompleks yang mengandung semua nutrien yang diperlukan untuk tumbuh kembang anak. ASI disesuaikan dengan keperluan, laju pertumbuhan bayi dan kebiasaan menyusu.

Pemantauan pertumbuhan
WHO dan UNICEF merekomendasikan pemberian Asi ekslusif dari sejak lahir sampai batas usia 6 bulan dan bayi harus disusui tanpa batas waktu. Setelah usia 6 bulan bayi akna mendapat MP-Asi sesuai dengan usianya, disamping ASI yang tetap diberikan sampai anak berusia 2 tahun

Pemantauan pertumbuhan bayi dan anak dapat dilakukan dengan menimbang berat badan, mengukur panjang dan lingkar kepala anak. Ketiga hal terrsebut dilakukan secara periodik satu bulan sekali untuk anak di bawah 1 tahun. Setelah 1 tahun dilakukan tiap bulan sampai anak berusia 5 tahun. Berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan National Center for health Statistics (NCHS), berat badan bayi akan meningkan dua kali lipat dari berat lahir pada usia 6 bulan dan meningkat tiga kali lipat dari berat lahir pada usia 12 bulan.

Air Susu Ibu dan pertumbuhan anak
Suatu penelitian jangka panjang dilakukan terhadap pertumbuhan bayi yang mendapat ASI ekslusif dan bayi yang mendapat susu formula, hasilnya didapatkan berat badan bayi yang mendapatkanASI lebih ringan dibanding bayi yang mendapat susu formula sampai usia 6 bulan. Hal ini bukan berarti bahwa berat badan yang lebih besar pada bayi yang mendapat susu formula lebih baik dibanding bayi yang mendapat ASI.
Kurva pertumbuhan yang normal adalah kurva bayi yang mendapat ASI. Berat berlebih pada bayi yang mendapat susu fomula justru menandakan terjadinya kegemukan.

Penelitian lain mempelajari dampak jangka panjang pemberian ASI pada saat bayi terhadap panjang badan saat kanak-kanak dan dewasa. Dari Dari penelitian kohort Boyd-Orr ini didapatkan hasil bahwa anak yang mendapat ASI pada masa bayinya secara bermakna lebih tinggi dibanding mereka yang mendapat susu formula.

ASI dan Perkembangan anak
Para ahli perkembangan menggunakan istilah the ”Golden Age” untuk masa tiga tahun pertama. Masa ini merupakan masa yang sangat penting tidak hanya pada pertumbuhan seseorang tetapi juga pada perkembangan kecerdasan dan keterampilan motorik, mental, sosial dan emosional. Pada masa ini terjadi mielinisasi, pertumbuhan dendrit dan sinaps yang pesat, sehingga terbentuk jaringan otak yang kompleks. Periode kritis pertumbuhan otak pada triwulan terakhir kehamilan sampai 3 tahun pertama kehidupan, merupakan massa yang sangat penting. Disebut juga windows of opportunity.

Dari segi gizi, pada masa kritis tersebut anak harus mendapat gizi esensial yang memadai. Dari penelitian terakhir ditemukan ASI mengandung LCPUFAs (Arachidonic Acid/AA dan Docosahexanoic acid/DHA) dalam jumlah yang memadai untuk pertumbuhan otak anak.

ASI selain memberikan nutrisi terbaik untuk perkembangan, juga mempunyai keuntungan lain. Proses menyusui akan memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak. Ikatan batin yang erat, mesra dan selaras yang diciptakan lebih awal dan lebih permanen sangat penting, karena :
1. Turut menentukan perilaku anak di kemudian hari
2. Menstimulasi perkembangan otak anak
3. Merangsang perhatian anak terhadap dunia luar
4. Menciptakan kelekatan (attachment) antara ibu dan anak
5. Meningkatkan rasa kepercayaan diri anak

Suatu penelitian di honduras memperlihatkan bayi yang mendapat ASI ekslusif selama 6 bulan dapat merangkak dan duduk lebih dahulu dibanding mereka yang mendapat makanan pendamping pada usia 4 bulan. Dari berbagai penelitian yang pernah dilakukan, anak yang mendapat ASI jauh lebih matang, lebih asertif dan memperlihatkan progresifitas yang lebih baik pada skala perkembangan dibanding mereka yang tidak mendapat ASI.

Selain itu ASI sering dihubungkan dengan peningkaan perkembangan neurokognitif anak , terutama pada bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan bayi yang mendapat ASI lebih lama. Penelitian Angelsen dkk. (2001) memperlihatkan bayi yang mendapat ASI kurang dari 3 bulan memiliki IQ yang lebih rendah dibanding bayi yang mendapat ASI 6 bulan atau lebih.Pemberian ASI yang lebih lama memberi keuntungan pada perkembangan kognitif anak. Penelitian lain yang dilakukan secara prospektif terhadap bayi prematur yang mendapatkan ASI memperlihatkan khasil tes IQ (usia 7-8 tahun) dengan poin 8,3 lebih tinggi dibanding bayi prematur yang mendapat susu formula. Penelitian prosfektif selama 18 tahun dilakukan di Selandia Baru (2001) juga menunjukkan hasil serupa, peningkatan pencapaian akademik dan kognitif yang lebih tinggi pada anak yang mendapat ASI selama 8 bulan atau lebih pada saat bayi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar